Selasa, 29 Juni 2010

Seorang Pria Diberi Nama Buruk

Pada suatu masa ada seorang guru dunia yang termasyur di Takkasila, India bagian Utara. Ia mempunyai 500 murid tingkat lanjutan yang mempelajari ajaran mulia darinya. Ada seorang muridnya yang diberi nama “Buruk” oleh orang tuanya. Suatu hari ia berpikir, “Bila orang berkata pada saya,kemarilah Buruk, kerjakan ini Buruk, pergilah Buruk rasanya tidak enak di dengar. Bahkan kedengaranya memalukan dan kurang beruntung.”

Jadi ia menghadap gurunya dan memintanya untuk memberinya nama yang lebih baik, nama yang membawa keberuntungan bukan kemalangan. Gurunya berkata,” Pergilah anakku kemana saja kamu suka dan carilah nama yang membawa keberuntungan. Bila kamu kembali, secara resmi saya akan memberimu sebuah nama baru”.
Sang buruk meninggalkan kota dan pergi dari desa ke desa hingga sampai di kota besar, dalam prjalananya ia melihat seorang meninggal dunia dan ia bertanya,” Siapakah nama orang ini?” lalu seorang penduduk yang ditanya menjawab “ Ia bernama Hidup”. Lalu Buruk berkata” Namanya Hidup tapi kenapa bisa meninggal dunia?”. Penduduk menjawab meskipun namanya Hidup atau Mati ia akan tetap mati. Nama hanyalah sebuah kata belaka untuk membedakan seseorang dengan yang lainya, “ Hanya suatu kebodohan bila kita mempermasalahkan itu” setelah mendengarnya, Buruk tidak lagi gusar akan namanya, tetapi ia belum merasa puas.

Ketika melanjutkan perjalanan ke Kota, ia melihat seorang anak perempuan yang berutang pada majikanya sedang dipukulin di jalan. Buruk bertanya kepada seseorang mengapa gadis ini dipukul. Orang itu menjelaskan,” Karena ia seorang budak yang berhutang kepada majikanya. Ia baru saja pulang kerja tanpa mendapat upah, karena ia harus membayar utang atas bunganya. “ Siapakah nama budak itu?” Tanya Sang Buruk. “Namanya Kaya” jawab mereka. Lalu Buruk berkata, “ Ia bernama Kaya tapi kenapa ia tidak punya uang, bahkan tidak dapat membayar bunga atas hutangnya?”. Mereka berkata “ meskipun namanya Kaya atau Miskin ia tetep tidak punya mempunyai uang, nama hanyalah sebuah kata belaka dipaki untuk membedakan orang. Hanya suatu kebodohan bila kita mempermasalhkan ini.” Mendengar hal ini Buruk tidak begitu tertarik lagi untuk mengubah namanya.

Setelah ia meninggalkan Kota didalam perjalanan ia berjumpa dengan seseorang yang tersesat. Ia bertanya, “Siapakah namamu?” orang itu menjawab” Nama saya Pemandu Wisata”. “ mengapa nama Anda pemandu wisata tapi anda masih bisa tersesat?” Tanya Buruk. Kemudian laki laki itu berkata,” meskipun nama saya Pemandu Wisata tapi saya masih bisa tersesat. Nama hanyalah sebuah kata belaka yang dipakai untuk membedakan seseorang. Hanya suatu kebodohan bila kita mempermasalahkanya.”

Sekarang ia merasa puas dengan namanya sendiri, Buruk kembali ke Gurunya. Guru termasyur dari Takkasila bertanya padanya “ Apa kabar anakku? Sudahkah kamu menemukan nama yang bagus?” ia pun menjawab “Guru, nama nama Hidup, Mati, Kaya, Miskin, tidak ada artinya. Pemandu wisata pun bisa tersesat. Sekarang saya tahu nama hanyalah sebuah kata belaka yang digunakan untuk membedakansatu dengan yang lainya, nama tidak memperlihatkan sifat seseorang, tetapi sikad dan tindakanlah yang bernilai. Jadi saya puas dengan nama saya, tidak ada alasan untuk mengubahnya.”
Sang Guru telah menyimpulkan bahwa muridnya ini telah mengambil pelajaran dari perjalanannya. Dengan menyaksikan sendiri bahwa bernama Hidup tapidapat mati, bernama Kaya tapi dapat miskin, bernama Pemandu Wisata tetapi dapat tersesat, maka Buruk telah dapat menerima dirinya”.

Hikmahnya:
Sekuntum Bunga Mawar diberi nama apapun, Bunga itu akan tetap memberikan keharumanya.

Sumber: Buku kumpulan cerita Buddhis untuk Tua dan Muda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar