Selasa, 06 Juli 2010

Teratai / Lotus






~Teratai~

Bunga teratai sangat indah, kelopaknya berwarna merah muda dan bersih. Coba tengoklah tempat di mana teratai itu tumbuh, sebuah kolam yang biasanya dipenuhi oleh lumpur, tempat yang mungkin begitu kotor dan jelek, namun teratai tetap tumbuh dengan cantiknya. Yang seringkali terjadi justru kita tidak lagi melihat ‘kejelekan’ dari kolam itu, karena tertutup oleh keindahan bunga teratai.

Cobalah lihat di sekitar kita, apakah kita tinggal di lingkungan yang cukup baik? Ataukah kita tinggal di lingkungan yang buruk? Tentunya baik dan buruk ini pun menurut kita bukan? Karena apa yang kita sebut baik dan buruk ini sesungguhnya sangatlah relatif dan sebatas persepsi kita saja. Tetapi yang perlu kita sadari, sekalipun tinggal di lingkungan yang buruk, menjadi baik atau buruknya diri kita itu tetaplah pilihan kita sendiri.

Jadikanlah diri kita seperti bunga teratai, sekalipun tumbuh di tempat yang jelek dan berlumpur, tapi itu tidak membuat dirinya menjadi jelek. Justru sebaliknya, teratai yang cantik ini bisa menjadikan keseluruhan kolam menjadi tempat yang indah.

~ Lotus ~

Lotus flower is very beautiful with pink and clean petals. Try to look at the place where the lotus grows, a pond that is usually filled by mud, a place where possibly so dirty and ugly, but the lotus is still growing beautifully. Usually what happens is we often no longer see the 'ugliness' of the pond because it covered by the beauty of lotus flower.

Try to look around us; do we live in quite good environment? Or do we live in a bad environment? Of course, this good and bad is based on what we think isn’t it? Because what we call good and bad is actually very relative and limited to our perception. But we need to realize, although living in a bad environment, being good or bad person we are is still our own choices.

Be like a lotus flower, though growing in such ugly and muddy place, but it won’t make it become ugly. On the other hand, this beautiful lotus can make the entire pond become a beautiful place.


Sumber : http://www.facebook.com/photo.php?pid=4779669&id=256726097335

Minggu, 04 Juli 2010

6 pertanyaan

Suatu hari Seorang Guru berkumpul dengan murid-muridnya. ..
Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan.. .

Pertama....
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini...
Murid-muridnya ada yang menjawab...
"orang tua", "guru", "teman", dan "kerabatnya" ...
Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar....
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "kematian".. .
Sebab kematian adalah PASTI adanya.....

Lalu Sang Guru meneruskan pertanyaan kedua....
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini...
Murid-muridnya ada yang menjawab...
"negara Cina", "bulan", "matahari", dan "bintang-bintang" ...


Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah
benar....
Tapi yang paling benar adalah "masa lalu"...
Siapa pun kita... bagaimana pun kita...dan betapa kayanya kita... tetap
kita
TIDAK bisa kembali ke masa lalu.....
Sebab itu kita harus menjaga hari ini... dan hari-hari yang akan datang...

Sang Guru meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga....
"Apa yang paling besar di dunia ini...
Murid-muridnya ada yang menjawab
"gunung", "bumi", dan "matahari".. .

Semua jawaban itu benar kata Sang Guru ...


Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu"...
Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya...
Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu...
Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini... jangan sampai
nafsu
membawa kita ke neraka (atau kesengsaraan dunia dan akhirat)...

Pertanyaan keempat adalah...
"Apa yang paling berat di dunia ini...
Di antara muridnya ada yang menjawab....
"baja", "besi", dan "gajah"...
"Semua jawaban hampir benar...", kata Sang Guru ..
tapi yang paling berat adalah "memegang amanah"...

Pertanyaan yang kelima adalah...
"Apa yang paling ringan di duniaini...
Ada yang menjawab "kapas", "angin", "debu", dan "daun-daunan" ....
"Semua itu benar...", kata Sang Guru...


tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan ibadah"...

Lalu pertanyaan keenam adalah...
"Apakah yang paling tajam di dunia ini....
Murid-muridnya menjawab dengan serentak.... "PEDANG...!! !"
"(hampir) Benar...", kata Sang Guru
tetapi yang paling tajam adalah "lidah manusia"...
Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati... dan melukai
perasaan saudaranya sendiri...

Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN...


senantiasa belajar dari MASA LALU...


dan tidak memperturutkan NAFSU...


Sudahkah kita mampu MENGEMBAN AMANAH sekecil apapun...


dengan tidak MENINGGALKAN IBADAH....


serta senantiasa MENJAGA LIDAH kita...??

Sumbar : http://www.secangkirteh.com/forum/index.php?topic=2896.0

Kamis, 01 Juli 2010

Arya Tara


Ibu Penolong yang Tangkas



Belum banyak yang mengetahui siapakah Arya Tara, apakah Ia seorang Dewi, Bodhisattva ataukah seorang Buddha. Sebenarnya ada beberapa versi kisah cerita mengenai beliau, tetapi secara singkat Arya Tara adalah seorang Buddha dalam wujud sebagai wanita. Sang Buddha Sakyamuni mengulas tentang Arya Tara ini dalam dua kitab Mahayana yaitu Manjushrimulakalpa-sutra dan Tarabhava-tantra.

Sejarah Arya Tara
Untuk mengetahui asal usul Arya Tara, kita harus kembali jauh ke masa lampau, di mana Ia muncul di dunia yang disebut Aneka Cahaya, dengan Buddha pada masa itu yang bernama Buddha Dumdhubhi-svara atau Buddha Suara Genderang dan beliau terlahir sebagai putri raja yang bernama Prajna Chandra atau Puteri Bulan Kebijaksanaan. Puteri raja ini, melakukan banyak sekali kebajikan dengan memberikan persembahan dan pelayanan kepada Sang Buddha bersama Sanghanya dengan penuh keyakinan. Sehingga karna kebajikan yang sangat besar terhimpun, lalu beberapa anggota Sangha mengusulkan kepada sang puteri untuk mendedikasikan kebajikannya tersebut agar dapat terlahir menjadi seorang pria , sehingga kelak ia akan dapat menolong lebih banyak lagi makhluk hidup.

Namun Prajna Chandra atau Puteri Bulan Kebijaksanaan tersebut berkata bahwa terdapat banyak sekali makhluk dalam wujud maskulin yang bekerja untuk menolong semua makhluk hidup, tetapi sangat sedikit yang berwujud feminim. Sang puteri Prajna Chandra menyatakan bahwa untuk dapat menolong makhluk hidup sesuai dengan kebutuhan mereka maka sejak sekarang sampai berakhirnya samsara ia akan bekerja demi kebahagiaan semua makhluk dalam wujud seorang wanita.
Dari sejak saat itulah setiap kelahirannya, Arya Tara selalu terlahir menjadi seorang wanita sampai beliau mencapai Kebuddhaan. Arti dari nama Tara adalah Pembebas; sesuai dengan kenyataan bahwa Arya Tara menolong dan membebaskan semua makhluk dari karma, kilesha dan penderitaan mereka. Karena kebutuhan dan kecenderungan dari masing-masing makhluk hidup adalah berbeda-beda, maka manifestasi dari kegiatan semua Buddha

juga terdapat dalam wujud berbeda-beda; Arya Tara memanifestasi dirinya dalam dalam banyak bentuk menifestasi.

Karena Arya Tara merupakan manifestasi dari kegiatan semua Buddha maka beliau memiliki tubuh utama yang berwarna hijau di mana warna hijau melambangkan kegiatan semua Buddha. Arya Tara juga memiliki tubuh dengan warna lain tetapi semuanya merupakan manifestasi dari tubuh utamanya yang berwarna hijau. Wujud dan warna Arya Tara disesuaikan dengan kegiatan apa yang ingin dicapai oleh praktisinya; misalnya Tara Putih untuk kegiatan kedamaian atau penenangan, Tara Kuning untuk kegiatan peningkatan, Tara Merah untuk kegiatan penaklukan atau kemurkaan, dan Tara Hitam untuk kegiatan penghancuran. Karena Arya Tara sangat dikenal sebagai Ibu Penolong yang Tangkas, yang melindungi semua makhluk tanpa terkecuali memang benar lah begitu kenyataannya, terbukti dari adanya kisah-kisah pertolongan yang berasal darinya.

Penyebarannya dan para praktisinya
Arya Tara tersebar luar di seluruh India pada masa agama Buddha di India masih berjaya. Bahkan sebuah dinasti raja Buddhis di India, yaitu Raja Dharmapala membuat lencana kerajaannya dan juga bendera kerajaannya bergambar Arya Tara. Di Indonesia, bahkan candi Buddhis pertama yang dibangun di Jawa Tengah adalah Candi Kalasan yang merupakan Candi Arya Tara. Arya Tara juga menyebar hingga ke Tibet dan Mongolia. Akan tetapi tidak menyebar ke China dan Jepang.
Guru-guru besar agama Buddha Mahayana yang menurut sejarahnya menjadi praktisi Arya Tara antara lain; Acharya Nagarjuna, Acharya Dipamkara-srijnana dan juga Guru Svarnadvipa Dharmamati dari Sriwijaya serta masih banyak lagi guru-guru Mahayana lainya.


Kisah-kisah pertolongannya.
Berikut ini adalah beberapa kisah singkat pertolongannya, yang terdapat dalam tradisi lisan para praktisi Arya Tara;
(1) Perlindungan dari rasa takut terhadap musuh, dikisahkan ada seorang ksatria, jatuh tertidur di sebuah taman di Odivisa, dikepung oleh tentara musuh ribuan banyaknya, sangat kuat dan bersenjata lengkap. Ia tidak memiliki pelindung lain. Tetapi ia pernah mendengar bahwa terdapat seorang Dewi bernama Tara yang melindungi dari 16 mara bahaya, dan ia berpikir “Aku berlindung hanya kepadanya”, ia memanggil nama Arya Tara. Saat ia mulai menangis, Arya Tara menampakkan diri di angkasa di hadapannya. Dari telapak kaki Arya Tara keluar angin puyuh yang menerbangkan tentara musuh tersebut ke segala penjuru dan sampai ke negeri mereka sendiri.

(2) Perlindungan dari rasa takut pada penjahat, di daerah Gujjirata (Gujarat) terdapat seorang pedagang yang sangat kaya bernama Bharukaccha. Dalam perjalanan menuju Maru (Marwar) dengan kira-kira seribu ekor unta dan lima ratus ekor kerbau, ia sampai di suatu daerah yang terdapat ribuan bandit. Daerah itu penuh dengan ceceran daging, darah, dan tulang belulang para pedagang yang sampai di situ sebelumnya. Seratus ribu di antara mereka telah terpancang di atas tonggak, para bandit itu makan daging manusia seperti raksasa. Bharukaccha gemetar sangat ketakutan, merasa dirinya tanpa perlindungan, ia memohon pada Dewi Tara. Tiba-tiba muncul barisan tentara yang gagah berani menyandang senjata, mereka merupakan emanasi Dewi Tara. Tentara-tentara itu kemudian menghalau para bandit tersebut jauh-jauh tanpa membunuh seorang pun dari mereka. Setelah bandit-bandit itu tiada, pedagang itu dapat pergi dan pulang dengan aman.
(3) Perlindungan dari rasa takut akan kemiskinan, diceritakan terdapat seorang petani miskin memohon kepada Arya Tara, menyebut-nyebut namanya hingga akhirnya ada seorang wanita dengan mengenakan busana daun-daunan muncul menyuruhnya pergi ke arah timur. Petani tersebut pergi ke arah timur, akhirnya tertidur di atas pasir, terbangun karena suara-suara gemerincing kelintingan yang menghiasi kuda berwarna hijau yang menggaruk-garuk pasir dengan kakinya. Sesaat kemudian kuda itu menghilang tanpa diketahui arahnya. Petani itu kemudian menggali bekas garukan telapak kaki kuda tersebut. Yang pertama-tama ia temukan adalah sebuah pintu perak, selanjutnya pintu emas, pintu lapis lazuli dan seterusnya. Semua pintu-pintu yang terbuat dari benda mulia itu terbuka dengan sendirinya. Di negeri bawah bumi ia menjadi pemimpin para naga dan ashura, menikmati banyak kegembiraan. Pada suatu hari ia kembali ke negeri asalnya melalui sebuah lubang di dalam bumi. Ia kemudian menurunkan tiga orang raja.
Dan sesungguhnya masih banyak lagi kisah-kisah pertolongan oleh Arya Tara, yang mungkin dapat anda temukan di dalam sumber-sumber lainnya (merujuk pada teks Mahayana tantrayana). Penjelasan singkat ini, tentunya belum mencakup penjelasan secara keseluruhan tentang Arya Tara, namun dengan kesungguhan hati semoga penjelasan singkat ini memberi aspirasi dan pengetahuan terhadap Arya Tara dan kegiatan pertolonganya terhadap semuamakhluk didalam samsara.

Sarvamangalam, semoga semua berbahagia!